( ditulis oleh : Ayu Diah Setiasih)
“ Ok guys, kita lanjut sampai pagi!!!” teriak Kinan sambil terus berjoget di dance floor.
“ Serius nih??” tanya Vivi salah satu dari temannya
“ Ya. Tenang semua gw yang bayar!!!” jawab Kinan
“ Ok!!!”
Alunan music menghentak kian keras melewati malam yang mulai memekat. Gemerlap malam terus berlanjut hingga terbitnya fajar. Tak heran jika semua itu terjadi di kota – kota besar seperti Jakarta. Tak ada batasan, tak ada penghalang. Semua penuh kebebasan melewati dunia gemerlap malam, seperti halnya Kinan Rayanti yang semakin asik menghabiskan waktu malamnya dengan clubbing. Dia tidak peduli dengan terbitnya fajar , dia hanya ingin bersenang – senang hingga melupakan beban kepenatan dalam benaknya.
Seputing rokok terselip dibibir tipisnya yang terus dia hisap tanpa henti, menimbulkan kepulan asap disekelilingnya. Botol demi botol alcohol telah habis ditenggaknya dan membuat dirinya tidak sadar bersama teman – teman yang baru dia kenal di night club itu . Tubuhnya semakin lincah untuk tetap berjoget di dance floor meski dalam keadaan mabuk berat. Semuanya telah biasa dia lakukan sehingga tak heran jika dalam keadaan mabuk pun dia tetap berjoget dengan lincahnya.
Pak Saleh, supir pribadi Kinan yang setia mengantarnya kemana pun dia pergi ikut berada di night club tersebut. Melihat kondisi majikannya yang semakin mabuk berat, dia mulai mendekati Kinan dan mengajaknya pulang. Mulanya Kinan enggan untuk pulang, tapi dengan bujukan pak Saleh akhirnya dia pun memutuskan untuk pulang. Kinan jalan tertatih – tatih dibantu pak Saleh yang terus memapahnya. Sesampainya dirumah, pak Saleh segera mengantar Kinan menuju kamarnya. Pak Saleh meletakkan tubuh Kinan diatas kasur lalu menyelimuti tubuh majikannya.
“Kasihan non Kinan. Tiap hari mabuk kayak gini. Mudah – mudahan dia gak kenapa – kenapa!!”
Lalu pak Saleh mematikan lampu dan menutup kamar Kinan kemudian dia kembali ke kamarnya.
*****
Mentari terbit semakin tinggi, memancarkan sinarnya. Tetesan embun membasahi rerumputan. Suara bising kendaraan pun terdengar nyaring di setiap pagi. Polusi telah bercampur dengan udara pagi yang sejuk. Setiap orang bergegas untuk memulai rutinitasnya, tidak demikian dengan Kinan. Dia terbangun dengan rasa sakit yang berdenyut di kepalanya, efek minum alcohol semalam. Perutnya terasa mual, dan segera dia memuntahkan isi perutnya.
“Mama!!! Ma !!” teriak Kinan sambil terus memegang kepalanya yang terasa sangat sakit.
Tak terdengar jawaban, Kinan mengulang panggilannya.
“Mama!!! Ma!! Mama kemana sih? Kepala Kinan sakit ma, Kinan gak sekolah ya!!!” ulang Kinan
Tetap tak terdengar jawaban, Kinan pun merasa kesal dan terus berteriak.
“Mama!! Mama mana sih?? Mama udah gak peduli sama Kinan??? “
“Mama!!! Mama!! Jahat banget sih Kinan ditinggal sendiri??”
“Mama . . . !!!” teriak Kinan kesal
Tak lama pak Saleh datang terbirit – birit berlari menghampiri majikannya yang terdengar berteriak – teriak .
“ Ada apa non?” tanya pak Saleh
“ Mama mana si? Kok dari tadi di panggil gak dateng – dateng?” ujar Kinan
“ Emang ada apa non?” tanya pak Saleh heran
“ Kepala gw sakit nih pak, biasanya mama kan dateng kalo gw lagi sakit. Tapi kok gak dateng – dateng. Mama udah gak peduli sama Kinan ya pak?” tanya Kinan tanpa sadar
“ Ya sudah, biar bapak ambilkan sarapan sama obatnya ya buat non,” jawab pak Saleh
“Ah gak mau, Kinan maunya sama mama,” tolak Kinan
“Udah sama bapak aja.”
“Ih dibilang Kinan maunya sama mama, mama mana sih??”
“ Maaf non, mama non kan udah gak tinggal disini.” Jawab pak Saleh terbata – bata
Kinan mulai tersadar bahwa mamanya telah pergi dari rumah ini. Orang tuanya telah bercerai dan kini dia tinggal bersama ayahnya. Dia mulai ingat bahwa ayahnya yang selalu sibuk dengan pekerjaannya dan dia hanya bersama dengan supir pribadinya. Hanya tinggal berdua di rumah besar ini. Kinan mulai sadar kesepian rumah ini dan rasa kangennya dengan mamanya. Tak terasa dia meneteskan air mata dan berlari menuju kamar mandi. Pak Saleh tak tega melihat majikannya menangis. Pak Saleh tau persis apa yang dirasakan Kinan saat ini dan dia membiarkan Kinan melampiaskan kesedihannya dengan menangis.
Di kamar mandi tangis Kinan pecah. Bukan hanya rasa sakit fisik yang dirasakan, namun jiwanya pun terganggu semenjak perceraian kedua orangtuanya. Kinan merasa kesepian tinggal hanya berdua dengan supirnya, dirumah besarnya yang penuh dengan fasilitas. Kinan kangen dengan kehangatan keluarga yang sempurna, kasih sayang , perhatian, peluk hangat mamanya yang sudah tidak didapatkannya lagi. Dia hanya mendapat uang berlimpah yang tidak bisa membayar semua rasa kehilangannya.
Untuk itulah, alasan terbesar Kinan melampiaskan kesepiannya. Kinan mencari kesenangan dengan berbagai cara. Dia mulai jarang masuk sekolah, merokok, minum alcohol, dan clubbing. Kinan berpikir semua kebahagian bisa dibelinya dengan uang yang dimilikinya.
Kinan saat ini berbeda 180o dengan Kinan yang dulu, sebelum dia kaya dan orangtuanya bercerai. Teman- teman Kinan pun mulai merasakan perubahan itu. Kinan menjadi sosok gadis kaya yang sombong dan egois. Kinan pun berpikir persahabatannya selama ini bisa dibelinya dengan uang. Dia bisa mendapatkan banyak teman dengan uang yang dimilikinya. Tapi dalam kenyataannya, teman – teman yang mulai mengenal Kinan semenjak dia belum mempunyai apa – apa hingga saat ini mulai menjauhinya. Teman – teman yang berada disekelilingnya saat ini adalah teman – teman yang hanya menginginkan kesenangan bersama Kinan dengan uangnya.
Dulu sebelum Kinan belum mempunyai apa – apa, Kinan pernah berpikir. Dia sangat ingin untuk menjadi orang kaya yang bisa membeli segalanya. Menurut Kinan, jika dia menjadi orang kaya maka dia akan merasakan kebahagiaan yang sempurna. Saat neneknya meninggal dan mewariskan hartanya kepada ayahnya, yang merupakan anak tunggal sehingga semua harta kekayaan diwariskan kepada ayahnya. Semua angan – angan Kinan selama ini akhirnya terwujud, dan uang telah merubah dirinya, terutama saat orang tuanya bercerai.
Kinan sadar dari keterpurukannya. Kinan bangkit dengan segenap tenaga dan segera membersihkan dirinya. Selesai mandi, dia mulai bersiap – siap untuk shoping dan pergi ke salon, yang seharusnya saat ini dia masuk sekolah. Mengingat teman – temanya masih disekolah dan tidak bisa menemaninya shoping, dia memutuskan untuk pergi bersama pak Saleh yang siap mengantarnya.
“Pak, kita pergi sekarang.”
“Kemana non???”
“Shoping sama ke salon tempat biasa.”
“Non gak sekolah??”
“Gak, lagi sakit kan gw hari ini.”
“Gimana kalo ke dokter dulu non, berobat takut non kenapa – kenapa.”
“Kalo gw kenapa – kenapa juga gak ada yang peduli. Udah biarin aja.”
“Tapi non. .”
“Ah gak usah bawel, ayo cepetan.”
“Iya non.”
Mobil pun melaju mebelah ibukota Jakarta. Jam kerja seperti ini pun, Jakarta tetap macet. Kendaraan padat merayap memenuhi jalan. Butuh waktu cukup lama untuk sampai ke tempat tujuan. Ketika sampai di mall, Kinan segera menuju salon langganannya. Saat menaiki escalator, dia melihat wanita yang sangat dikenalnya jalan bersama cowok yang umurnya terpaut jauh dengan wanita tersebut. Wanita yang sangat dirindukannya. Wanita itu adalah mama Kinan. Mereka tampak bermesraan dan akrab sekali seperti sepasang kekasih. Melihat itu, Kinan segera menghampiri mereka bersama dengan pak Saleh.
“Mama!!!!” teriak Kinan
Wanita itu sontak kaget dan segera mengalihkan pandangannya kearah suara yang memanggilnya.
“Hai Kinan. Kamu apa kabar sayang??”tanya mama Kinan dengan wajah cemas
“Mama ngapain disini??” bentak Kinan dengan sorot mata yang tajam.
“Mama habis ketemu client tadi, kamu sendiri?? Tunggu – tunggu, ini kan jam sekolah. Kok kamu gak sekolah sayang??” ngeles mama Kinan sambil mengalihkan pembicaraan.
“Siapa dia ma?? Brondong baru mama??” tanya Kinan sinis.
“Kinan!!! Jangan bicara seperti itu!!!!” bentak mama Kinan.
“Emang kenyataannya gitu kan???” jawab Kinan acuh.
“Kamu belum jawab pertanyaan mama, kenapa kamu gak masuk sekolah??” tegas mama Kinan.
“Aku masuk sekolah atau gak, gak ada hubungannya sama mama!!!” ngeles Kinan.
“Kinan!!!” bentak mama Kinan
“Mama emang masih peduli sama aku??”
“Kamu kok ngomong gitu sih???”
“Mama gak tau kan kalo aku lagi sakit. Mama gak pernah ada saat aku butuh mama. Mama mungkin sampai lupa punya anak aku karena ada berondong baru mama ini!!!!”
“Kinan!!!” bentak mama Kinan sambil menampar anaknya.
“Oh ok, makasih atas tamparannya ma. Aku gak nyangka mama bener – bener berubah. Mama sampai tega nampar aku cuma demi brondong sialan ini!!!”
“Kinan maafin mama, mama gak sengaja sayang.”
“Jangan sentuh aku. Aku malu punya mama kayak mama. Aku gak mau kenal lagi sama mama!!!
Dan lu jangan mau jadi brondong wanita kesepian kayak dia. Lu gak punya harga diri apa, mau sama tante – tante kayak dia. Oh ya lu cuma mau uangnya aja kan?? Dasar cowok matre!!!”sambil menunjuk kea rah cowok tersebut.
“Kinan!!! Kinan!!! Kinan!!!” teriak mama Kinan
Kinan segera berlari meninggalkan mamanya sambil terisak – isak menangis. Dia segera memerintahkan pak Saleh untuk pulang. Dia tidak berniat kembali untuk melakukan rencananya tadi sebelum bertemu mamanya. Pak saleh tau persis apa yang di butuhkan Kinan saat ini, pulang ke rumah dan menyendiri.
*****
Di dalam mobil, Kinan tetap menangis. Dia tidak menyangka, semua orang yang dia sayangi telah menghianatinya. Dia semakin merasakan bahwa hidupnya tidak adil. Dia tidak mempunyai siapa – siapa lagi. Tidak ada orang untuk tempatnya berbagi. Kinan menyesal dirinya dilahirkan ke dunia ini. Kinan semakin terisak dan terus menangis tanpa henti.
Pak Saleh yang melihat majikannya sangat terpukul, bingung mesti berbuat apa. Dia tidak berhak untuk merangkul dan menenangkan majikannya layaknya seorang ayah kepada putinya yang sedang bersedih. Pak Saleh pun turut prihatin dengan keadaan yang dialami majikannya tersebut. Hidup seorang diri menghadapi kerasnya kehidupan tanpa kehangatan keluarga dan rasa kasih sayang.
Kinan berubah pikiran dan meminta untuk tidak diantar pulang. Dia meminta diantar ke night club seperti biasa. Dia ingin melampiaskan semua rasa kekesalan, kesedihan, kekecewaan yang dirasakannya malam ini. Setelah sampai di night club, dia meminta pak Saleh untuk pulang. Dia ingin sendiri. Mulanya pak Saleh khawatir dengan keadaan Kinan, namun akhirnya dia menyerah dan meninggalkannya.
Ketika pak saleh pulang, Kinan segera memulai aksinya. Sebatang rokok telah terselip di bibir tipisnya. Kepulan asap menyatu dengan bau alcohol yang telah ditenggaknya. Lima botol alcohol telah habis ditenggaknya, namun dia tetap memesan lagi dan lagi. Kini tak ada pak Saleh yang mengingatkannya untuk berhenti minum sehingga dia bebas minum tanpa batas. Ternyata sedari tadi ada seorang cowok yang telah memperhatikan Kinan. Dia mengetahui wanita itu sedang dalam keadaan kacau dan membutuhkan teman berbagi. Cowok itu lantas menghampiri wanita tersebut.
“Sorry, boleh gabung??”
“Hem . . . gw mau sendiri.”
“Gw gak ada maksud apa – apa kok. Cuma dari tadi gw lihat lu kayaknya kacau banget.”
“Hufffffffttttttttt. . .tebakan lu bener, jangan – jangan lu dukun ya?? Hahahhah”
“Kalo butuh temen curhat, gw siap kok dengerin lu. Oh ya nama gw Irfan Wijaya”
“Lu tau gw ini orang paling menyedihkan di dunia ini. Semua orang khianatin gw. Gw gak punya siapa – siapa lagi. Gak ada satu pun orang yang peduli sama gw. Rasanya gw mau mati aja biar cepet sampe ke surga.”
Mendengar perkataan wanita tersebut, cowok ini lantas dapat menyimpulkan dia adalah wanita kesepia yang hidupnya kacau karena hasil perceraian orang tua. Keadaan yang tidak jauh berbeda dengan dirinya. Kemudian dia menawarkan sesuatu kepada wanita tersebut.
“Oh gitu. Gw ngerti kok apa yang lu rasain sekiarang, gw juga pernah ngerasain. Pasti gara – gara orang tua lu udah cerai??”
“Ya bener.”
“Tenang, hidup gak usah dibuat pusing. Kita memang ditakdirkan jadi anak korban perceraian tapi kita juga punya hak buat dapat kebebasan. Oh ya nama lu siapa??”
“Kinan Rayanti. Gak perlu ada kebebasan emang kita udah bebas orang gak ada yang peduli lagi sama kita.”
“Ok Kinan, tapi kita gak boleh larut dalam kesedihan. Kita itu sebenarnya anak – anak yang kuat dibanding yang lainnya. Jadi kita mesti tunjukin kalo kita lebih baik dari mereka.”
“Percuma.”
“Gak ada yang percuma di dunia ini, gw bisa buat kita ngerasain indahnya di surge. Lu mau???”
“Gimana caranya??”
“Lu ikut gw aja. Gw bakal tunjukin indahnya surga itu.”
“Kemana??”
“Udah ikut aja, lagi pula gw gak yakin lu bisa pulang sendiri dalam kondisi seperti ini.”
“Hem. . .gw bisa telpon supir gw.”
“Emang lu masih mau balik ke rumah itu??”
“Gak!!!”
“Yauda ikut gw !!”
*****
Seminggu telah berlalu, Kinan menghilang tanpa jejak. Terakhir kali pak Saleh mengantarnya ke night club tersebut. Setelah itu Kinan tidak pulang kerumah. Tidak ada kabar dari Kinan. Pak Saleh pun cemas dan sangat khawatir dengan keadaan Kinan saat ini. Dia merasa bersalah membiarkan Kinan sendiri ke night club dan bertanggungjawab atas hilangnya Kinan.
Orang tua Kinan mendapat panggilan dari pihak sekolah karena Kinan sudah seminggu tidak masuk sekolah tanpa kabar. Orang tuanya pun bingung, tidak tau dimana keberadaan Kinan saat ini. Teman – teman Kinan pun khawatir dengan keadaan Kinan tanpa ada kabar. Mereka turut prihatin dengan apa yang dialami Kinan. Berita Kinan hilang pun heboh untuk satu sekolah.
Orang tua Kinan semakin berdebat saling menyalahkan. Tidak ada satu pun diantara mereka yang mau mengalah. Mereka tetap dengan pendapat masing – masing dengan sikap egoisnya. Pak saleh pun menengahi perdebatan di antara mereka dan menyarankan lebih baik untuk mencari Kinan. Pak Saleh mengatakan bahwa Kinan pergi karena dia merasa sendiri, sebatang kara. Tidak lagi mendapatkan kehangatan keluarga dan kasih sayaang orang tua yang tidak didapatkannya lagi.
Orang tua Kinan pun sadar bahwa masing – masing dari mereka mempunyai kewajiban untuk menjaga Kinan. Mereka menyesal dengan keegoisan masing – masing membuat Kinan menjadi korban, namun saat ini telah terlambat karena Kinan menghilang tanpa kabar.
*****
Irfan dan Kinan tinggal bersama. Mereka melakukan hubungan khalayak suami istri tanpa ikatan pernikahan. Kinan merasa bahagia tinggal bersama Irfan, sehingga dia pun lupa untuk kembali ke rumahnya sendiri. Menurut Kinan, jika dia tidak pulang pun tidak ada yang peduli dan tau selain pak Saleh sehingga pulang tidak pulang sama saja.
Di rumah Irfan banyak terdapat berpuluh – puluh botol alcohol, jadi apabila Kinan sedang ingin meminum alcohol tersebut tidak perlu ke night club. Meskipun di rumah Irfan, Kinan tetap suka minum alkohol dan merokok karena disana dia bebas melakukan apapun tanpa seorang pun melarangnya. Irfan pun menawarkan obat penenang dan Kinan selalu meminumnya sebelum tidur sehingga dia tidur dengan nyenyak.
Semalam Kinan menelan obat penenang lebih banyak dari biasanya. Irfan menemukan Kinan dalam keadaan mulut berbusa. Kinan mengalami overdosis, dan Irfan pun segera membawanya ke Rumah Sakit. Irfan bingung mesti menghubungi siapa, dan meninggalkan Kinan sendiri di Rumah Sakit. Pihak Rumah Sakit pun kaget saat menyadari Irfan meninggalkan Kinan. Pihak Rumah Sakit menemukan dompet Kinan dan HP nya. Pihak Rumah Sakit pun segera menghubungi rumah Kinan dan mengabarkan bahwa Kinan di rawat di Rumah Sakit karena overdosis obat penenang.
Orang tua Kinan segera menuju Rumah Sakit tersebut dan mendapati kondisi anaknya yang sangat lemah. Mama Kinan pun tak dapat menahan tangisnya.
“Kinan!!! Bangun sayang,ada mama sama papa disini!!!” ujar mama Kinan sambil terus menangis.
“Kinan!!! Ayo sayang buka mata kamu!!! Mama janji akan selalu ada buat kamu.”ulang mama Kinan.
Kinan tetap tidak bergerak dan membuka matanya, yang semakin membuat tangis mama Kinan membuncah. Dokter mengatakan bahwa Kinan mengalami overdosis karena menelan obat penenang secara berlebihan dan terdapat gangguan pada hati dan paru – parunya karena efek alcohol dan rokok yang dihisapnya. Orangtua Kinan pun semakin merasa bersalah dengan apa yang terjadi kepada Kinan. Begitu pula dengan pak Saleh yang turut prihatin mendengar kabar buruk majikannya tersebut.
Tak lama kemudian, tangan Kinan bergerak. Matanya pun pelan – pelan mulai terbuka dan orang yang pertama dia lihat adalah mamanya. Kinan berteriak menjerit meminta mamanya untuk pergi.
“Pergi!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Pergi dari sini, aku gak mau kenal mama lagi!!!”
“Sayang, maafin mama!!”
“Gakkkkkkk. . . . . .mama jahat sama Kinan!!! Pergi !!!!!”
“Kinan mama mohon maafin mama. Mama khawatir sama kamu sayang!!!”
“Emang mama masih peduli sama aku??? Gak kan?? Udah pergi sekarang!!!”
“Mama janji gak akan pernah tinggalin kamu sayang, papa juga!!!”
“Iya sayang, papa minta maaf karena terlalu sibuk sama bisnis papa.”
“Telat!!! Semua udah terlambat!!! Aku mau mati aja sekarang!!”
“Sayang kamu gak boleh bilang kayak gitu!!”
“Maafin mama sama papa sayang!!! Kasih kita kesempatan sekali lagi!!!”
“Percuma ma, pa!! Aku udah kotor!! Aku gak mau hidup lagi, aku malu!!!”
“Maksud kamu apa sayang??”
“Aku sakit dan hampir semua organ vitalku rusak.”
“Kita bisa berobat sayang.”
“Gak.”
“Bisa sayang, percaya sama mama.”
“Tapi gak bisa kalo aku hamil!!! Gak ada yang bisa diobatin kalo aku sudah hamil!!!”
“Astaga, sayang??? Kamu bohong kan???”
“Gak!!!!!!!!
Dokter pun datang dan menjelaskan bahwa Kinan memang sedang hamil. Orang tua Kinan pun semakin terpuruk mengetahui kondisi Kinan. Kinan pun menjelaskan apa yang dilakukannya bersama Irfan seminggu ini. Kinan putus asa ketika mengetahui bahwa dirinya sedang hamil sehingga dia memutuskan untuk meminum obat penenang itu dalam jumlah yang banyak. Akhirnya orangtua Kinan pun pasrah dan menerima semua keadaan Kinan saat ini karena semua ini tak lepas dari tanggung jawab keduaa orang tuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar