Minggu, 12 Juni 2011
Hari yang telah dinanti berbulan – bulan sebelumnya. Hari kemenangan itu pun tiba setelah dilewati oleh berbagai macam peristiwa dan tentunya ujian akhir yang kami lewati bersama – sama (re: Trichogaster). Saatnya mengatakan “ Welcome to Bali “. Namun sayang, kebahagian ini mungkin kurang lengkap karena tidak semua Trichogaster mengikuti study tour karena alasan masing – masing tentunya ditambah hal yang mengecewakan yaitu tidak satu bis untuk sekelas. Keputusan final yang mesti diterima dengan lapang dada ( meski dalam hati kesel setengah mampus :( ) dicampur dengan kelas lain karena kuota bis yang tidak memadai. Kecewa yah tentunya, terlebih inilah saat – saat akhir kami bersama , sebelum nantinya akan berpisah dikelas XII. Kesedihan tak boleh berlarut and of course time must go on. Terlebih ditambah dengan insiden kecil yang terjadi sebelum keberangkatan (gesekan kecil) tentu membuat bad mood setengah hari sepanjang perjalanan.
Perjalanan jauh yang kami tempuh Jakarta – Tasikmalaya – kebumen tentu sangat amat disayangkan apabila hanya dihabiskan dengan suasana hati yang badmood. Kami menaiki bis 5 bersama XI IPA 3 tetangga :) dan tentunya ditemani dengan 2 wali kelas ( Bu Woro dan bu Endang ) , 1 karyawan >> Big bos :) , 2 sopir + 1 official , dan seorang mentor selama perjalanan Jakarta – Bali – Jakarta. Dia adalah kak Dero, mahasiswa sejarah di UNJ. Awal mula perkenalan tentu masih agak canggung, dan kami agak sedikit acuh karena suasana hati yang sedang bad mood. Tapi semua seakan hilang seketika saat canda tawa kami pun pecah. Hari pertawa dilewati dengan surprise ultah Enrico diatas bis yang sedang melaju. Setelah surprise dan pembagian kue untuk setiap orang di bis, semua insiden kecil sebelum keberangkatan hilang seketika. Selanjutnya terjadi tragedi mabok = kobam Ali Iqbal ( anak IPA 3) :) . Memang hanya hal kecil tapi terasa lucu karena saat dia mabok dan ingin muntah, semua panic dan tentu kak Dero yang menjadi timkes selama di bis bolak – balik membawakan obat – obatan dan kantong plastic hitam untuk setiap orang yang akan muntah. *sabar ya buat kak Dero :p Lalu dilanjutkan dengan berbagai macam film yang disetel (maaf gak tau judulnya ) yang gw ingat hanya Big Momma :)
Makan siang di Tasik |
Saat malam tiba, petikan gitar mulai mengalun sepanjang perjalanan meski agak jayus karena yang main Panca :D , tapi kami semua terlihat sangat menikmatinya. Tapi kebahagian kami terusik seketika saat Bu Woro mengambil alih kendali *aduh ibu kayak gak pernah muda aja :( . Sindiran bersahutan, tapi kok gak sadar – sadar ya??? Ok, acara dilanjutkan dengan watching a movie >>> mother’s day (film psikopat yang sama persis dengan film Rumah Dara). Yaaaah bukan karena takut, tapi terlebih agar kenyamanan gw meminta Kaca Jendela di sekitar gw ditutup rapat, hehhehe :D *maaf ya kalo gw terlalu banyak menjerit saat nonton hehheheh :D
Malam pertama di bis |
Mungkin karena factor hari pertama, jadi kami tidur agak larut. Sekitar jam 23.30 WIB, kami seharusnya tertidur dikarenakan perjalanan yang masih sangat jauh dan dibutuhkan kondisi tubuh yang fit. Yaaaaa jujur suasana malam inilah yang paling amat dirindukan saat ini. Ketika setiap orang sedang terlelap tidur, tetapi gw dan fitri khususnya gak bisa tidur karena locehan panjang Aji yang gak ada habisnya. Gw rasa garger juga udah enek dengerinnya hahhahaha :D dan saat kami mencoba untuk terlelap, kami malah terbangun seketika karena sibuk dengan barang bawaan yang akan jatuh (terutama gitar). Ditambah pula dengan suara dengkuran (re : ngorok) yang entah berasal dari mana. Tapi ternyata yang mendengkur disamping gw si garger hahhaah :D *mungkin dia capek ngadepin si robot :p
Bus yang melaju dengan kecepatan tinggi karena mengejar target sampai tempat tujuan minimal sesuai schedule, tentu gw nikmatin. Terlebih saat tengah malam, fantastic. Supir yang sudah berpengalaman dan mempunyai nyali tingkat tinggi menyalip setiap kendaraan di depan kami. Sungguh uji adrenalin yang gw rasakan terlebih dengan mata kepala sendiri turut menyaksikan tikungan tajam dan salip menyalip membelah keheningan malam jalanan. Gelapnya malam menembus jalanan hutan yang mencekam. Sunyi dan teramat sepi. Semua berlalu seiring bus yang selalu melaju .
Satu hal yang paling sangat mengenaskan yaitu saat gw nahan untuk pipis. Sesuai kenyataan, karena hampir 80 % kami berada di bis ( rumah kedua ) ditambah dengan dinginnya udara didalam bis tentu tak ada keringat yang keluar dan menyebabkan produksi urin yang meningkat. Ditambah duduk sepanjang perjalanan memicu factor ingin pipis. Pernah awal keberangkatan nahan pipis sampe 2 jam. Sumpah itu 2 jam. Bisa dibayangkan bagaimana menderitanya saya sebagai seorang manusia ( agak lebay). Udah gak tau mesti ngomong apa dan rasanya mau nangis kalo gak punya malu lagi , tapi karna rasa malu yang sangat tinggi terpaksa hanya bisa merintih da menahan . *pasti setiap cewe di bis juga merasakan apa yang gw rasakan :)
Berfoto ria sehabis pipis dan sholat |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar